Menu2

Wednesday, April 29, 2015

Cetak Saring / Sablon

SENI GRAFIS DENGAN TEKNIK CETAK SARING / SABLON

Cetak saring di Indonesia lebih dikenal dengan cetak sablon. Cetak sablon merupakan kegiatan cetak- mencetak grafis dengan menggunakan kain kasa (screen) pada bidang cetak. Gambar yang tercetak pada objek cetak akan sesuai dengan model atau klise yang terdapat pada screen, yang merupakan menjadi pola cetak untuk menyablon objek-objek selanjutnya.





Manfaat cetak sablon antara lain : untuk membuat gambar pada tekstil; membuat poster, spanduk, logo, dan bedge; membuat perlengkapan kantor; dan membuat gambar produk perusahaan.
  Hasil gambar untuk sablon kalender   Hasil gambar untuk sablon spanduk 
    Sablon Kaos                         Sablon Kalender                        Sablon Spanduk



1.    ALAT
Bermacam-macam alat yang digunakan dalam  proses menyablon, baik alat pokok maupun alat pelengkap yang dapat diuraikan sebagai berikut:
a.    Screen Printing ( kain monyl dengan bingkainya)
       Screen Printing adalah kain monyl yang telah dipasang bingkainya. Kain monyl merupakan salah satu dari jenis kain yang dikhususkan untuk keperluan menyablon. Ada beberapa jenis kain monyl yang dapat digunakan untuk menyablon antara lain; nytal, sutera, polyster, polyamida, dan sebagainya. Kain jenis tersebut banyak dipasarkan di Toko Alat Cetak Sablon.
        Ukuran kain monyl bermacam-macam dari yang kasar sampai yang halus. Sistem penomoran monyl berdasarkan banyaknya pori-pori kain dalam setiap satuan luas bidang tertentu. Hal tersebut menunjukkan makin tinggi nomor monyl, makin banyak jumlah pori-pori kain tersebut dalam setiap satuan luas bidang kain, yang berarti kain tersebut makin halus.
        Pemilihan jenis ukuran monyl sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan dan jenis bahan yang akan disablon. Halus atau kasarnya ukuran monyl berpengaruh terhadap banyak sedikitnya tinta sablon yang dapat diserap oleh bahan yang disablon. Pemilihan jenis ukuran monyl dengan bahan yang akan disablon dapat dikelompokan sebagai berikut.


ScreenHasil gambar untuk belajar sablon screen




Monyl kasar
Nomor : 60 T 90 T
menyerap cat/
tinta
kaos, kain, handuk
Monyl sedang
Nomor : 120 T 150 T
setengah
menyerap cat/
tinta
kayu, kertas karton
Monyl halus
Nomor : 180 T 200 T
Tidak menyerap
cat/ tinta
kaca, mika, plastik, seng






b.    Rakel ( Pembesut )
Rakel merupakan alat yang penting dalam proses menyablon. Rakel digunakan untuk menyapu dan menekan tinta cetak yang ada dalam screen printing agar merembes melalui pori-pori monyl yang telah berbentuk gambar sehingga menempel/ mencetak pada bahan yang disablon.
Rakel terbuat dari bermacam bahan seperti; plastik yang lentur, karet dan busa karet yang keras. Agar mudah dan enak dalam menggunakannya, rakel diberi tangkai/ pegangan dari kayu. Bentuk ujung rakel juga bermacam-macam antara lain; runcing, persegi dan bulat.

RakellHasil gambar untuk belajar sablon rakel

Ukuran rakel disesuaikan dengan besar kecilnya bingkai screen atau gambar yang akan dicetak. Sebaiknya rakel yang digunakan ukuran lebih panjang 3 - 5 cm dari gambar yang akan dicetak agar seluruh gambar dapat tercetak dalam sekali besut. Dengan demikian hasil cetak berkualitas.
c.    Meja Cetak
Menyablon sebenarnya dapat dilakukan di mana saja asal tempat yang digunakan datar dan rata. Akan tetapi sebaiknya menggunakan meja khusus agar mudah pengerjaan cetaknya dan hasil cetakan cenderung lebih berkualitas. Apalagi jika cetakan beraneka warna maka meja cetak merupakan hal keharusan agar hasilnya bisa maksimal.
Hasil gambar untuk belajar sablon meja cetak
Meja cetak sebaiknya dilengkapi dengan catok, kaca dan lampu  neon. Catok digunakan untuk menjepit screen agar tetap stabil letak dan kedudukannya. Sedangkan kaca dan neon berfungsi untuk membantu menempatkan gambar pada posisinya yang tepat, terutama untuk menempatkan bentuk dan warna gambar yang rumit.
d.    Alat-alat Menggambar dan Menulis
Alat-alat menggambar diperlukan terutama untuk membuat klise, baik diapositif maupun klise negaif. Alat-alat gambar yang diperlukan antara lain: (1) Pensil, (2) Penggaris dan Meteran, (3) Jangka, (4) Pena Gambar, (7) Kuas dan (8) Komputer.
e.    Meja Gambar
Menggambar sebenarnya dapat dilakukan di mana saja, namun untuk mendapatkan hasil yang maksimal diperlukan meja khusus untuk menggambar dan peralatan yang lengkap.Dengan tersedianya meja gambar, sesuatu yang berkaitan dengan desain dan pembuatan klise dapat dikerjakan dengan cepat, efisien, mudah, dan berkaulitas. Sebaiknya meja gambar dilengkapi dengan alat lain yang mendukung proses kerja yaitu; kaca, lampu neon dan penjepit kertas.

f.     Alat-alat Pengering
Alat-alat pengering digunakan untuk membantu mempercepat proses pengeringan screen yang telah dilapisi dengan bahan afdruk. Alat yang dapat digunakan untuk membantu proses pengeringan yaitu: (1) hair dryer, (2) kipas angin dan (3) kompor minyak

Hasil gambar untuk belajar sablon alat pengering 
hair dryer

g.    Alat-alat Takaran
Alat Takaran digunakan untuk menakar/ menimbang bahan-bahan yang dipergunakan untuk menyablon, baik yang dipergunakan untuk keperluan afdruk maupun bahan-bahan yang digunakan untuk mencetak (cat sablon). Alat yang dapat digunakan untuk menakar/ menimbang yaitu : (1) timbangan, dan (2) gelas ukuran
h.    Alat-alat Afdruk
Alat afdruk adalah alat-alat yang digunakan untuk keperluan proses afdruk. Peralatan afdruk terdiri dari : (1) kaca bening tebal 5 mm, (2) spon karet tebal 5 cm, (3) papan alas kayu/ triplex tebal 2 cm, (4) klise positif ( diapositif ) dan (5) screen

2.    Bahan

a.    Klise Positif (diapositif)
Klise positif adalah sebuah klise di atas bahan terang tembus cahaya (transparan) yang nantinya akan dipindahkan ke atas screen dengan cara penyinaran agar menjadi klise negatif yang kemudian digunakan untuk menyablon.
Bahan utama klise positif adalah bahan yang tembus pandang (transparan) antara lain; mika film, plastik, dan kertas kalkir. Namun bahan yang cukup baik untuk membuat klise positif adalah mika film. da alternatif lain yang lebih efisien yaitu dengan mendesain gambar dan lettering dengan komputer..
b.    Klise Negatif
Klise negatif adalah gambar yang menempel pada screen hasil dari proses afdruk. Bahan- bahan yang digunakan untuk proses pembuatan klise negatif/ afdruk sekarang ini sudah beredar di pasaran bebas dengan berbagai merk dagang. Bahan tersebut dapat diperoleh dalam  bentuk kemasan jadi, maupun dengan cara meramu sendiri. Bahan yang umum sering digunakan untuk proses pembuatan klise negatif/ afdruk antara lain :
1)    Chromatin
Chromatin merupakan salah satu jenis bahan afdruk yang telah jadi dan dapat langsung dibeli di toko-toko alat sablon. Bentuk kemasan biasanya berupa botol pastik/ fiber. Chromatin berupa serbuk putih kekuningan. Jika dicampur dengan air akan berubah warna seperti kuning telur. Pemakaiannya tinggal mencampur dengan air panas (600 - 800) dengan komposisi perbandingan chromatin dengan air sebesar:1:5
Lama penyinaran waktu afdruk dengan bahan chromatin adalah sebagai berikut:
a)      dengan panas matahari
 - matahari terik  : 10 – 15  detik
- berawan  : 30 - 40 detik
- mendung  : 60 – 90 detik

b) dengan lampu pijar : 4 x 250 watt
- jarak 60 cm   : 5 - 10 menit

2)    Chrome Gelatin (DN)
Chrome gelatin (DN) sifat dan jenisnya sama dengan chromatin, bahan  telah  jadi dalam kemasan dapat dibeli di toko-toko alat sablon. Pemakaiannya tinggal mencampur dengan air panas (600 - 800) dengan komposisi perbandingan chromatin dengan air sebesar: 1 : 5
Adapun perbedaan antara chrome gelatin (DN) dengan chromatin adalah pada lamanya penyinaran waktu afdruk. Lama penyinaran waktu afdruk dengan bahan chrome gelatin (DN) adalah sebagai berikut:
a)      dengan panas matahari
- matahari terk   :  45  detik
- berawan          :  65 detik
- mendung         :  90 detik
b)      dengan lampu pijar : 4 x 250 watt
     - jarak 60 cm     : 5 - 10 menit

Chrome gelatin merupakan campuran antara Amonium/ Kalium bichromat dengan gelatin dan air panas dengan perbandingan sebagai berikut:-        gelatin                                         : 25 gram
-        Amonium/ Kaliumbichromat        :  5 gram
-        air panas                                     : 100 gram (100 cc)

Bahan Penghapus Screen
Screen yang telah dipakai untuk mencetak, sebaiknya segera dicuci bersih dan disimpan untuk dipakai lagi bila suatu saat diperlukan kembali. Jika tidak dipergunakan lagi screen tersebut segera dihapus saja agar dapat dipergunakan untuk membuat klise yang lain. Bila screen dibiarkan terlalu lama dapat mengakibatkan kerusakan screen, pori-pori dapat tertutup oleh sisa cat dan mengeras, pada skhirnya susah dibersihkan.
Menghapus screen adalah melarutkan bahan-bahan afdruk (negatif) yang menempel pada screen agar pori-pori screen dapat terbuka kembali seperti semula, agar dapat dipergunakan untuk membuat klise negatif yang lain.
Bahan- bahan yang dapat dipergunakan untuk menghapus screen (monyl) antara lain: (a) Larutan soda api 20 - 30 %, (b) Fregan Pasta, (c) Sodium Hypoclorida, dan (d) Stenoh Remover 5. Bahan penghapus stenoh remover 5 khusus untuk menghapus bahan screen emulsion, tidak dapat digunakan untuk menghapus bahan afdruk yang lain.
Adapun cara menghapus screen adalah sebagai berikut:
a.    Cuci screen yang telah selesai dipakai sampai bersih kemudian dijemur.
b.    Oleskan bahn penghapus sampai rata pada kedua sisi screen (muka-belakang)
c.    Diamkan screen yang telah diolesi bahan penghapus selama 20 menit agar bahan penghapus dapat bereaksi dengan bahan negative.
d.    Cuci kembali screen dengan air bersih dan kemudian dijemur sampai kering.
e.    Simpan kembali screen yang telah kering di tempat yang aman, untuk selanjutnya agar bisa dipergunakan kembali jika diperlukan.
2.    Bahan Cetak
Bahan cetak (tinta cetak) sablon berbagai macam jenisnya, masing-masing mempunyai sifat sendiri-sendiri dan reaksi yang berbeda-beda terhadap bahan dasar yang akan disablon. Beberapa macam tinta/ cat sablon di antaranya adalah :
a.    Costal (DT)
Costal (DT) merupakan bahan cetak yang telah jadi berbentuk pasta putih. Penggunaannya tinggal mencampur pasta putih dengan pigmen warna yang dikehendaki dan langsung dapat dipergunakan untuk mencetak. Bila menghendaki warna putih tinggal menggunakan pasta putih tanpa pewarna. Bahan tersebut dapat dipergunakan untuk mencetak kain di atas segala bahan dan warna.
Costal (DT) sangat kuat untuk mencetak di atas segala bahan dan warna dasar, terutama bahan/ kain yang mempunyai warna dasar gelap misalnya  hitam dan biru. Warna yang dicetak dengan mnggunakan costal (DT) tidak berubah baik dalam keadaan basah maupun kering.
b.    Textiles screen printing (DM)
Bentuk bahan pencetak textiles screen printing (DM) adalah berupa pasta putih. Jenis cat ini bila dicetak warna mula-mula tidak kelihatan atau transparan, setelah kering baru warna tersebut akan kelihatan putih. Berbeda dengan costal (DT) bila dicetakkan di atas kain langsung berwarna putih. Demikian pula bila diberi warna. textiles screen printing (DM) waktu masih basah tidak kelihatan, dan baru kelihatan setelah cat kering. Oleh karena itu sebaiknya bahan cat ini digunakan untuk mencetak bahan yang berwarna dasar muda.
c.    Fine Ink
Fine Ink merupakan bahan cat yang telah jadi dalam kemasan kaleng. Cat ini digunakan untuk mencetak bahan plastik, kertas karton, kaca, mika, kulit imitasi dan lain-lain.
d.    Sandye Colour
Sandye colour merupakan salah satu jenis tinta sablon yang harus meramu/ mencampur sendiri. Bahan-bahan yang dipergunakan sebagai ramuan adalah:


1. Catalys :   20 gram
2. Emulsifier :  50 cc.
3. Binder : 100 cc.
4. Minyak tanah : 500 cc.
5. Air : 300 cc.
6. Sandye colour (pewarna)
:  50 cc.


Seluruh bahan dalam perbandingan seperti tersebut di atas dicampur menjadi satu sebagai berikut:
1.    Campurkan catalys 20 gram dengan air bersih 50 cc, dan aduk sampai merata.
2.    Tuangkan emulsifier sebanyak 50 cc ke dalam hasil campuran (1) dan aduk kembali sampai rata, hingga berbentuk pasta yang kental.
3.    Campurkan hasil adukan (2) dengan binder 100 cc. dan aduk sampai rata. Hsil campuran (3)
akan berbentuk pasta putih (seperti susu kental).
4.    Tuangkan minyak tanah 20 cc. ke dalam campuran (3) dan aduk sampai rata betul.
5.    Tuangkan air 10 cc. ke dalam hasil campuran (4) dan aduk sampai betul-betul rata.
6.    Kerjakan cara campuran (4) dan (5) terus menerus hingga seluruh minyak tanah (500 cc.) dan air bersih (250 cc.) habis tercampur semua. Hasil campuran ini tetap seperti hasil campuran (3) yaitu berbentuk pasta kental seperti susu putih.
7.    Setelah semua bahan tercampur rata betul tuangkan sandye colour sesuai warna yang dikehendaki sebanyak 50 cc. dan aduk kembali hingga rata betul.
8.    Hasil campuran (7) ini langsung dapat digunakan untuk mencetak.
Sandye colour adalah cat khusus untuk mencetak bahan-bahan dari kain katun dengan warna dasar putih, karena warna cat sandye colour ini bereaksi dengan warna dasar kain. Jika cat sandye colour dipakai untuk mencetak di atas kain yang sudah berwarna, maka warna hasil pencetakan akan berubah.
Kebaikan cat sandye colour ini adalah tidak membentuk membentuk lapisan di atas kain, sehingga tidak ada ketebalan pada kain yang dicetak.


Proses Pembuatan Klise
1.    Menyiapkan bahan dan alat
Tahap awal dalam   pembuatan klise negatif adalah menyiapkan bahan dan alat yang dipergunakan dalam proses afdruk. Bahan yang digunakan untuk membuat klise negatif adalah   bahan   negatif, yang salah satu di antaranya Chromatin. Setelah bahan tersedia, sediakan alat-alat yang diperlukan dalam pembuatan klise negatif. Sedangkan alat-alat yang diperlukan dalam pembuatan klise negatif, antara lain; Screen Printing (Monyl), mangkok , kuas, penggaris segitiga, alat pengering (hairdryer, kipas angin, kompor minyak) , dan alat afdruk ( kaca , klise positif , spon karet, kertas karbon/ kain warna hitam).

2.    Proses Afdruk
Setelah bahan dan alat serta klise positif selesai, langkah selanjutnya proses pembuatan klise negatif. Proses pembuatan dapat dijelaskan sebagai berikut:
a.    Siapkan monyl (screen) yang akan digunakan untuk klise negatif. Sebelum screen dipergunakan terlebih dahulu dibersihkan dari kotoran-kotoran yang melekat ( debu minyak, lemak dan sebagainya) dengan cara mencuci screen tersebut dengan soda api 20 %. Setelah screen dicuci dengan soda api, diamkan selama sekitar 5 menit
kemudian cuci kembali dengan air bersih. Setelah screen dibersihkan kemudian dijemur sampai kering.
b.    Sambil menunggu keringnya screen, buatlah campuran serbuk chromatin dengan air panas ( ± 60º C) dengan perbandingan sekitar : 1 : 5
Misalnya :

serbukchromatin : 20 gram air panas : 100 cc.

Aduklah kedua campuran tersebut sampai rata betul dan tidak ada butir-butir chromatin yang tersisa. Setelah larutan chromatin betul-betul rata, diamkan sejenak agar dingin di tempat yang gelap (tidak terkena sinar matahari langsung).
c.    Ambil screen yang telah kering dan bawalah ke kamar gelap ( kamar gelap adalah ruangan yang tidak terkena sinar matahari secara langsung). Olesi screen dengan adonan chromatin sampai rata pada bagian luar dan dalamnya dengan menggunakan kuas yang halus. Kemudian ratakan dengan penggaris mika alat perata khusus pada bagian luar dan dalamnya sampai betul-betul rata.
d.    Sesudah rata betul, keringkan dengan hairdryer atau kipas angin agar cepat kering.
Bila listrik padam atau pekerjaan dilakukan di tempat yang tidak ada listrik, pengeringan dapat dilakukan dengan kompor minyak. (seluruh proses tersebut dilakukan di kamar/ ruang gelap).

e.    Setelah screen (monyl) kering. Siapkan alat-alat afdruk ( kaca, spon karet, kertas karbon, dan klise positif ).
Susun segala perangkat afdruk dengan susunan sebagai berikut:
Paling bawah adalah spon karet dan dasarnya, kemudian screen. Di atas screen letakan gambar (klise positip) dalam kedudukan terbalik. Di dalam screen berilah lapisan kertas karbon hitam/ gelap, kemudian letakkan kaca sebagai lapisan yang paling atas. Susunan perangkat afdruk tidak boleh terbalik. Yang perlu diperhatihan pada saat meneta perangkat afdruk adalah meletakkan posisi gambar agar tidak terlalu ke pinggir
(usahakan tepat di tenagh-tengah)
f.    Bila screen telah tersusun, bawalah segera keluar dari kamar gelap untuk disinari dengan sinar matahari langsung.
Waktu penyinaran agar diusahakan screen mendapat sinar matahari secara tegak lurus  ( lihat gambar 1.18 ). Penyinaran dapat dilakukan dengan berjongkok menghadap sinar matahari dan meltakkan peralatan afdruk di atas lutut kanan ( boleh juga lutut kiri). Kaca ditekan ke bawah dengan ibu jari sedangkan jari-jari yang lain menekan spon kari bawah agar masuk ke dalam screen dengan dibantu lutut.
Hal ini dimaksudkan untuk menekan klise positif agar benar benar melekat dan betul-betul rata pada screen sehingga tidak ada sinar matahari yang
menerobos dari celah-celah yang ada. Penyinaran dilakukan pada terik matahari antara jam 11.00 - 14.00. Lama penyinaran ini tergantung dari jenis bahan afdruk, saat penyinaran, serta cuaca waktu berlangsung (penyinaran).
g.    Setelah penyinaran selesai, angkatlah screen dan semua peralatan afdruk dalam posisi yang tidak berubah ke dalam kamar gelap kembali.
Sesampai di kamar gelap barulah peralatan dapat dibongkar dan segera screen disiram perlahan dengan air dingin sampai rata muka belakang. Setelah disiram air dingin sampai rata, baru kemudian disiram air panas yang telah disediakan.
Pada waktu screen disiram air panas bila penyinaran berjalan dengan sempurna, maka sebagian lapisan chromatin akan rontok dan berbentuk gambar seperti pada klise positif yang diafdruk (posisi gambar terbalik).
Teruskan penyiraman dengan air dingin kembali dan gosoklah screen pelan-pelan dengan tangan untuk menghilangkan lendir-lendir yang menempel. Kemudian screen dapat dijemur langsung di terik matahari sampai kering.

4.    Pemeriksaan Screen
Screen yang telah kering sebenarnya telah siap dipergunakan untuk mencetak. Akan tetapi untuk lebih sempurnanya sebelum screen digunakan untuk mencetak, periksa lebih dahulu apakah ada kebocoran-kebocoran sewaktu afdruk atau mungkin ada bagian-bagian gambar yang masih tertutup oleh lapisan bahan afdruk (chromatin).
Untuk mempermudah pekerjaan pemeriksaan dapat dilakukan di meja gambar dengan menyalakan lampu neon sehingga lubang-lubang yang semestinya tidak ada, akan kelihatan dengan jelas, demikian juga bila ada bagian gambar yang masih tertutup.
Bila dalam pemeriksaan terdapat lubang-lubang segera dapat ditutup dengan sisa chromatin, kemudian dapat dijemur kembali. Akan tetapi, bila gambar masih ada yang tertutup chromatin, dapat dibuka dengan menggunakan soda api 20%. Cara membuka bagian-bagian gambar yang masih tertutup dapat dilakukan dengan menggunakan pena tulis (pena kodok) dengan hati-hati agar soda api tidak merembes ke bagian-bagian lain. Diamkan sekitar 5 menit, kemudian screen dapat dicuci kembali dengan air dan selanjutnya dikeringkan kembali. Pekerjaan pemeriksaan screen dan perbaikan-perbaikan ini biasanya disebut dengan mentusir.
Setelah screen selasai ditursir dan dikeringkan kembali, pekerjaan selanjutnya adalah menempelkan sleerband di bagian belakang screen untuk menutup batas antara kayu bingkai dengan kasa agar bila terjadi perembesan tinta pada sambungan antara bingkai dengan kasa, perembesan tersebut tidak sampai membocorkan screen waktu dilakukan pencetakan.

5.    Melapisi Screen dengan Screen lack
Olesi bagian dalam screen dengan screen lack sampai rata seluruhnya. (Pengolesan dilakukan dengan menggunakan kapas/ kuas yang dicelupkan dalam screen lack. Setelah itu bagian belakang screen dibersihkan dengan menggunakan kapas yang telah dibasahi dengan afduner (sejenis minyak cat) sehingga screen lack yang menempel pada gambar di atas screen akan larut dan terserap oleh kapas.
Lakukanlah pekerjaan ini dengan teliti dan hati-hati agar mendapatkan klise negatif yang sempurna. Bila tahapan tersebut berhasil baik, maka hasil pencetakan nantinya juga akan memuaskan.

6.    Mencetak Sablon dengan Aneka Jenis Bahan
Salah satu bagian terpenting dalam keseluruhan proses menyablon adalah mencetak. Pekerjaan mencetak merupakan pekerjaan yang benar-benar memerlukan keterampilan dan keahlian, maka dari itu dengan cara berlatih berulang-ulang dan penuh ketelatenan, pekerjaan mencetak akan mendapatkan hasil yang berkualitas dan memuaskan.

Mencetak dengan Satu Warna
1.    Cara Mencetak
Letakkan bahan yang akan dicetak ( kertas, karton, plastik, kaos, kain) serata mungkin di atas meja cetak. Kemudian screen printing (monyl) diletakkan di atas bahan pada posisi/ kedudukan yang tepat, tuangkan tinta cetak secukupnya ke atas screen. Selanjutnya saputlah (besut) dengan rakel. Angkat screen setelah disaput rakel dan gambar pada screen akan berpindah ke atas bahan yang dicetak. Sesuai dengan warna yang diinginkan. Proses mencetak gambar itulah yang disebut dengan "Menyablon"
 2.    Penyelesaian
Hasil gambar yang telah tercetak di atas bahan yang diinginkan, segera diangkat dan langsung dianginkan/ dijemur agar cepat kering. Setelah kering, khusus bahan kain disetrika untuk memperkuat melekatnya gambar pada kain. Agar proses pengeringan berlangsung cepat dan berkualitas sebaiknya ditempatkan di ruang khusus dengan pengaturan suhu tertentu.

sumber : Buku BKS Seni Budaya SMP Kab. Temanggung Kls VIII

selengkapnya buku Seni budaya kelas VIII download disini  


Alternatif lain cara menyablon

Batik

BATIK

1.    Pengertian Batik
Batik adalah gambar pola ragam hias atau lukisan ekspresif pada kain yang dibuat dari bahan lilin (malam) dan pewarna (naphtol), menggunakan canting, dengan teknik rekalatar. Jadi, membatik adalah kegiatan mewarnai kain dengan membuat motif tertentu dan diproses melalui pelilinan dengan alat yang disebut canting.





Ada beberapa jenis batik berdasarkan teknik pembuatannya, yakni :
a.    Batik tulis
Batik tulis dibuat dengan cara manual artinya seseorang menuliskan atau melukiskan cairan malam pada kain sesuai dengan motif yang diinginkan dengan tangan satu persatu.

b.    Batik cetak
Batik cetak dibuat dengan teknik cetak. Alat cetak/ stempel ini digunakan sebagai pengganti canting. Batik stempel juga dikenal dengan batik cap.
c.    Batik Jumputan
Batik jumputan dibuat dengan teknik celup ikat. Batik celup ikat perintangnya adalah tali, karet gelang atau rafia sebagai pengikat. Setelah mengikat kain dengan pengikat tertentu misal karet gelang kemudian dicelupkan ke pewarna.
d.    Batik Prada
Batik prada adalah jenis kain batik yang dilapisi dengan warna emas. Batik prada sangat berkembang di Palembang, Jawa Tengah, dan Bali. Kain prada biasanya dipakai untuk bahan kostum tari dan pakaian adat tradisional.

2.    Motif Batik
Ragam hias/motif batik adalah susunan pola hias yang menggunakan motif hias dengan kaidah-kaidah tertentu pada suatu bidang atau ruang, sehingga menghasilkan suatu bentuk yang indah..
Ragam hias batik dapat dibedakan menjadi tiga motif, yakni :
a.    Motif geomitris berupa tumpal, gandi, meander, swastika, dan kawung.
b.    Motif nongeometris berupa manusia, binatang, dan tumbuhan.
c.    Motif benda mati berupa awan, air, angin, api, gunung, matahari, dan batu.
Hasil gambar untuk pola batik meander
Tumpal                           Meander                      Kawung
 
Parang                                          Parang Rusak                               Sawat

  
udan liris                                         Semen

Di Pulau Jawa motif batik dapat dibagi menjadi dua golongan besar, yakni :
a.    Motif batik keraton
Batik keraton adalah batik yang tumbuh dan berkembang di dalam lingkungan masyarakat keraton, khususnya keraton di Jawa Tengah. Ragam hias batik keraton dibuat atas dasar filsafat kebudayaan Jawa yang mengacu pada nilai-nilai spiritual dan pemurnian diri. Batik keraton cenderung bernuansa tertib, namun sarat dengan nilai dan makna spiritual, serta perlambang alam semesta.
b.    Motif batik pesisiran
Batik pesisiran adalah kain-kain batik yang yang berasal dari luar benteng keraton. Batik pesisiran berkembang alami menurut kreativitas seniman di suatu daerah. Bentuk gambarnya lebih bersifat naturalis. Warna-warna yang dipakai adalah biru, merah, kuning, dan cokelat. Batik pesisiran yang terkenal adalah batik dari Tuban, Gresik, Madura, Sidoarjo, Lasem, dan Cirebon.

3.    Bahan dan Alat Batik
a.    Bahan Batik
Bahan-bahan yang diperlukan untuk membatik yaitu: (1) Mori. (2) Malam. dan (3) Napthol. Napthol adalah pewarna yang digunakan untuk membatik. Warna yang sering digunakan dalam membatik adalah biru, cokelat, merah, kuning, dan hitam.


b.    Alat Batik
Alat-alat untuk membatik terdiri dari :
(1)  Gawangan,
(2) Canting,
(3) Wajan,
(4) kompor minyak/ gas,
(5) Kipas angin dan alat pewarna
 Hasil gambar untuk alat batik  Hasil gambar untuk alat batik
 Canting                                                     Gawangan

Hasil gambar untuk alat dan bahan membuat batik

4.    Pola Rancang Batik
Desain batik yang kita buat adalah berdasarkan ragam hias Nusantara, yaitu menggambarkan manusia, tumbuhan, hewan, dan lingkungan alam sekitar kita. Pada bagian ini kita akan belajar menggambar desain batik konstruktif dan desain batik nonkonstruktif. Pada batik konstruktif, unsur garis sangat menonjol, misalnya : motif batik parang rusak dan motif kawung. Sementara batik nonkonstruktif cenderung bermotif dekoratif, irama garis, komposisi, dan pewarnaan, misalnya : motif batik sido mukti dan motif lung-lungan.
5.    Membuat Batik
a.    Tahap perancangan
Berikut ini adalah langkah-langkah membuat batik tulis.
1) Corak
Siapkanlah pola ragam hias dari corak tekstil Nusantara, kemudian salinlah pola tersebut di atas kertas. Tentukan pula warna yang akan dipakai untuk mewarnai corak tersebut.

2)  Bahan dan alat
Tentukan pula bahan dan alat yang diperlukan. Bahan dasar tekstil harus sesuai dengan teknik yang akan digunakan. Untuk teknik pencelupan dingin diperlukan kain yang terbuat dari serat alam seperti katun, rayon, atau sutra. Pencelupan dingin menggunakan pewarna sintetis sepertti napthol, rapid, dan indigosol. Sebagai bahan perintang digunakan malam atau parafin. Alat utama yang diperlukan untuk teknik batik tulis adalah canting atau kuas. Selain itu, perlu disiapkan wajan dan kompor untuk mencairkan malam.





b.   Tahap Pembatikan
Sebelum pola batik diterapkan, kain yang akan dibatik dicuci terlebih dahulu dengan sabun. Tujuannya untuk melepaskan zat kimia yang menempel pada kain, sehingga kain dapat menyerap warna dengan baik. Kemudian disiapkan kompor dan wajan yang berisi malam. Kain yang akan dibatik harus kering dan permukannya licin. Untuk mempermudah membatik, kain tersebut digantung pada gawangan.
1.   Membuat pola pada bahan dan desain. Hal ini diambil dengan menggunakan pensil.
2.   Menggambar / melukis pola dengan menggunakan malam /lilin dan canting - pencedok kecil yang digunakan untuk menerapkan lilin dalam proses-batik itu dibuat dengan mengikuti pola yang diambil dengan pensil pada kedua sisi- kembali ke-belakang.
3.   "Nyolet" adalah lukisan dengan kuas kanvas atau untuk kebutuhan tertentu warna di area pola gambar. Hal ini dilakukan dengan mengikuti pola yang diambil oleh pensil.
4.   Menutup bagian motif gambar dengan malam. Hal tersebut untuk menghindari pencampuran warna untuk mewarnai berikutnya / ngerek.
5.   Memberi warna pada bahan yang tidak tercakup oleh malam / lilin. Hal ini dilakukan dengan penyelaman warna menggunakan warna tertentu/ ngerek.Setelah penyelaman warna kering di bawah sinar matahari tak langsung, dan biarkan kering. Kemudian, ulangi proses sebelumnya.
6.   "Nglorod" yaitu menghilangkan malam /lilin dari bahan pada wadah dengan air panas, perebusan dalam suhu yang tinggi.

Lebih detailnya lagi begini :
1. KETEL
Proses ketel adalah tahap awal dari pembuatan kain batik. Secara garis besar, proses ketel adalah perebusan kain dengan menggunakan bahan-bahan alami dan kurang-lebih memakan waktu 7 hari. Setelah kain di ketel, kain dibersihkan dan dikeringkan kemudian diberi motif dengan menggunakan pensil.
2. NYORET
Nyoret adalah menggambar pola pada kain dengan pensil. Biasanya pada corak tertentu seperti Geometris dan cerita, membutuhkan proses nyoret ini…Biasanya hasil nyoret ini yang digunakan sebagai bahan dalam pelajaran membatik bagi wisatawan yang datang ke pengrajin atau museum batik.
Image
3. NGLOWONG
Proses ini sangat dikenal oleh orang yang melihat proses batik. Dan biasanya ini yang diperagakan oleh para wisatawan dalam pelajaran membuat batik…Prinsipnya nglowong berarti Tahap pertama pelekatan malam ( Lilin dengan cap atau canting ) . Nglowong paa satu sisi kain disebut dengan ” ngengreng “
Image
4. NEMBOK
Merupakan pengimbuhan malam tahap kedua untuk membuat warna -warna yang tertutup menjadi tegas setelah pencelupan tahap berikutnya. Lilin ( malam ) untuk nembok biasanya lebih liat dan kuat melekat pada kain
Image
5. MEDEL
Merupakan pencelupan pertama pada kain batik. Pada pembuatan batik klasik, biasanya menggunakan warna biru tua. Sementara pada batik modern bisa menggunakan warna apapun karena tidak ada pakem / aturan tradisi
Image
6. NGEROK / NGLOROD
Ngerok adalah Merontokkan malam / lilin dengan menggunakan pisau tumpul, sikat atau alat kerik lainnya…Sedangkan jika dengan merebus kain seperti gambar di lampiran , prosesnya disebut nglorod
Image
7. MBIRONI
Mbironi adalah pelekatan malam tahap ketiga untuk mempertegas pola. Mbironi hanya menutup bagian – bagian tertentu yang diharapkan tetap berwarna gelap
Image
8. NYOLET
Merupakan pembubuhan warna dengan kuas pada bagian – bagian kain yang sudah digambari dengan pola malam. Tujuannya memberi efek warna warni pada kain atau untuk menonjolkan motif – motif tertentu..proses ini kuat pada batik pesisiran (akan dibahas pada bab berikutnya )…Tunggu saja
Image
9. NYOGA
Proses terakhir dalam pembuatan batik adalah nyoga. Yaitu pencelupan tahap kedua…setelah proses ini dirasa cukup, dilanjutkan dengan pengeringan…
Image

Setelah bersih dari malam / lilin, biarkan kering dan kembali ke proses sebelumnya meliputi menggunakan /malam lilin untuk menahan pertama dan kedua warna buka tutup dan proses dapat dilakukan berulang kali sesuai dengan jumlah warna dan kompleksitas desain.
Agar warna tidak mudah luntur dilakukan proses penguat warna. Caranya adalah dengan merendam kain ke dalam larutan soda abu dan sodium sulfat yang dicampur dengan air. Proses terakhir adalah membersihkan bahan menggunakan air bersih, dan jemur selanjutnya diseterika sebelum memakai.


sumber : Buku BKS Seni Budaya SMP Kab. Temanggung Kls VIII
              lianrohima.wordpress.com/2012/07/12/the-forbidden-designs-in-batik-yogyakarta/
selengkapnya buku Seni budaya kelas VIII download disini