Menu2

Wednesday, April 29, 2015

Batik

BATIK

1.    Pengertian Batik
Batik adalah gambar pola ragam hias atau lukisan ekspresif pada kain yang dibuat dari bahan lilin (malam) dan pewarna (naphtol), menggunakan canting, dengan teknik rekalatar. Jadi, membatik adalah kegiatan mewarnai kain dengan membuat motif tertentu dan diproses melalui pelilinan dengan alat yang disebut canting.





Ada beberapa jenis batik berdasarkan teknik pembuatannya, yakni :
a.    Batik tulis
Batik tulis dibuat dengan cara manual artinya seseorang menuliskan atau melukiskan cairan malam pada kain sesuai dengan motif yang diinginkan dengan tangan satu persatu.

b.    Batik cetak
Batik cetak dibuat dengan teknik cetak. Alat cetak/ stempel ini digunakan sebagai pengganti canting. Batik stempel juga dikenal dengan batik cap.
c.    Batik Jumputan
Batik jumputan dibuat dengan teknik celup ikat. Batik celup ikat perintangnya adalah tali, karet gelang atau rafia sebagai pengikat. Setelah mengikat kain dengan pengikat tertentu misal karet gelang kemudian dicelupkan ke pewarna.
d.    Batik Prada
Batik prada adalah jenis kain batik yang dilapisi dengan warna emas. Batik prada sangat berkembang di Palembang, Jawa Tengah, dan Bali. Kain prada biasanya dipakai untuk bahan kostum tari dan pakaian adat tradisional.

2.    Motif Batik
Ragam hias/motif batik adalah susunan pola hias yang menggunakan motif hias dengan kaidah-kaidah tertentu pada suatu bidang atau ruang, sehingga menghasilkan suatu bentuk yang indah..
Ragam hias batik dapat dibedakan menjadi tiga motif, yakni :
a.    Motif geomitris berupa tumpal, gandi, meander, swastika, dan kawung.
b.    Motif nongeometris berupa manusia, binatang, dan tumbuhan.
c.    Motif benda mati berupa awan, air, angin, api, gunung, matahari, dan batu.
Hasil gambar untuk pola batik meander
Tumpal                           Meander                      Kawung
 
Parang                                          Parang Rusak                               Sawat

  
udan liris                                         Semen

Di Pulau Jawa motif batik dapat dibagi menjadi dua golongan besar, yakni :
a.    Motif batik keraton
Batik keraton adalah batik yang tumbuh dan berkembang di dalam lingkungan masyarakat keraton, khususnya keraton di Jawa Tengah. Ragam hias batik keraton dibuat atas dasar filsafat kebudayaan Jawa yang mengacu pada nilai-nilai spiritual dan pemurnian diri. Batik keraton cenderung bernuansa tertib, namun sarat dengan nilai dan makna spiritual, serta perlambang alam semesta.
b.    Motif batik pesisiran
Batik pesisiran adalah kain-kain batik yang yang berasal dari luar benteng keraton. Batik pesisiran berkembang alami menurut kreativitas seniman di suatu daerah. Bentuk gambarnya lebih bersifat naturalis. Warna-warna yang dipakai adalah biru, merah, kuning, dan cokelat. Batik pesisiran yang terkenal adalah batik dari Tuban, Gresik, Madura, Sidoarjo, Lasem, dan Cirebon.

3.    Bahan dan Alat Batik
a.    Bahan Batik
Bahan-bahan yang diperlukan untuk membatik yaitu: (1) Mori. (2) Malam. dan (3) Napthol. Napthol adalah pewarna yang digunakan untuk membatik. Warna yang sering digunakan dalam membatik adalah biru, cokelat, merah, kuning, dan hitam.


b.    Alat Batik
Alat-alat untuk membatik terdiri dari :
(1)  Gawangan,
(2) Canting,
(3) Wajan,
(4) kompor minyak/ gas,
(5) Kipas angin dan alat pewarna
 Hasil gambar untuk alat batik  Hasil gambar untuk alat batik
 Canting                                                     Gawangan

Hasil gambar untuk alat dan bahan membuat batik

4.    Pola Rancang Batik
Desain batik yang kita buat adalah berdasarkan ragam hias Nusantara, yaitu menggambarkan manusia, tumbuhan, hewan, dan lingkungan alam sekitar kita. Pada bagian ini kita akan belajar menggambar desain batik konstruktif dan desain batik nonkonstruktif. Pada batik konstruktif, unsur garis sangat menonjol, misalnya : motif batik parang rusak dan motif kawung. Sementara batik nonkonstruktif cenderung bermotif dekoratif, irama garis, komposisi, dan pewarnaan, misalnya : motif batik sido mukti dan motif lung-lungan.
5.    Membuat Batik
a.    Tahap perancangan
Berikut ini adalah langkah-langkah membuat batik tulis.
1) Corak
Siapkanlah pola ragam hias dari corak tekstil Nusantara, kemudian salinlah pola tersebut di atas kertas. Tentukan pula warna yang akan dipakai untuk mewarnai corak tersebut.

2)  Bahan dan alat
Tentukan pula bahan dan alat yang diperlukan. Bahan dasar tekstil harus sesuai dengan teknik yang akan digunakan. Untuk teknik pencelupan dingin diperlukan kain yang terbuat dari serat alam seperti katun, rayon, atau sutra. Pencelupan dingin menggunakan pewarna sintetis sepertti napthol, rapid, dan indigosol. Sebagai bahan perintang digunakan malam atau parafin. Alat utama yang diperlukan untuk teknik batik tulis adalah canting atau kuas. Selain itu, perlu disiapkan wajan dan kompor untuk mencairkan malam.





b.   Tahap Pembatikan
Sebelum pola batik diterapkan, kain yang akan dibatik dicuci terlebih dahulu dengan sabun. Tujuannya untuk melepaskan zat kimia yang menempel pada kain, sehingga kain dapat menyerap warna dengan baik. Kemudian disiapkan kompor dan wajan yang berisi malam. Kain yang akan dibatik harus kering dan permukannya licin. Untuk mempermudah membatik, kain tersebut digantung pada gawangan.
1.   Membuat pola pada bahan dan desain. Hal ini diambil dengan menggunakan pensil.
2.   Menggambar / melukis pola dengan menggunakan malam /lilin dan canting - pencedok kecil yang digunakan untuk menerapkan lilin dalam proses-batik itu dibuat dengan mengikuti pola yang diambil dengan pensil pada kedua sisi- kembali ke-belakang.
3.   "Nyolet" adalah lukisan dengan kuas kanvas atau untuk kebutuhan tertentu warna di area pola gambar. Hal ini dilakukan dengan mengikuti pola yang diambil oleh pensil.
4.   Menutup bagian motif gambar dengan malam. Hal tersebut untuk menghindari pencampuran warna untuk mewarnai berikutnya / ngerek.
5.   Memberi warna pada bahan yang tidak tercakup oleh malam / lilin. Hal ini dilakukan dengan penyelaman warna menggunakan warna tertentu/ ngerek.Setelah penyelaman warna kering di bawah sinar matahari tak langsung, dan biarkan kering. Kemudian, ulangi proses sebelumnya.
6.   "Nglorod" yaitu menghilangkan malam /lilin dari bahan pada wadah dengan air panas, perebusan dalam suhu yang tinggi.

Lebih detailnya lagi begini :
1. KETEL
Proses ketel adalah tahap awal dari pembuatan kain batik. Secara garis besar, proses ketel adalah perebusan kain dengan menggunakan bahan-bahan alami dan kurang-lebih memakan waktu 7 hari. Setelah kain di ketel, kain dibersihkan dan dikeringkan kemudian diberi motif dengan menggunakan pensil.
2. NYORET
Nyoret adalah menggambar pola pada kain dengan pensil. Biasanya pada corak tertentu seperti Geometris dan cerita, membutuhkan proses nyoret ini…Biasanya hasil nyoret ini yang digunakan sebagai bahan dalam pelajaran membatik bagi wisatawan yang datang ke pengrajin atau museum batik.
Image
3. NGLOWONG
Proses ini sangat dikenal oleh orang yang melihat proses batik. Dan biasanya ini yang diperagakan oleh para wisatawan dalam pelajaran membuat batik…Prinsipnya nglowong berarti Tahap pertama pelekatan malam ( Lilin dengan cap atau canting ) . Nglowong paa satu sisi kain disebut dengan ” ngengreng “
Image
4. NEMBOK
Merupakan pengimbuhan malam tahap kedua untuk membuat warna -warna yang tertutup menjadi tegas setelah pencelupan tahap berikutnya. Lilin ( malam ) untuk nembok biasanya lebih liat dan kuat melekat pada kain
Image
5. MEDEL
Merupakan pencelupan pertama pada kain batik. Pada pembuatan batik klasik, biasanya menggunakan warna biru tua. Sementara pada batik modern bisa menggunakan warna apapun karena tidak ada pakem / aturan tradisi
Image
6. NGEROK / NGLOROD
Ngerok adalah Merontokkan malam / lilin dengan menggunakan pisau tumpul, sikat atau alat kerik lainnya…Sedangkan jika dengan merebus kain seperti gambar di lampiran , prosesnya disebut nglorod
Image
7. MBIRONI
Mbironi adalah pelekatan malam tahap ketiga untuk mempertegas pola. Mbironi hanya menutup bagian – bagian tertentu yang diharapkan tetap berwarna gelap
Image
8. NYOLET
Merupakan pembubuhan warna dengan kuas pada bagian – bagian kain yang sudah digambari dengan pola malam. Tujuannya memberi efek warna warni pada kain atau untuk menonjolkan motif – motif tertentu..proses ini kuat pada batik pesisiran (akan dibahas pada bab berikutnya )…Tunggu saja
Image
9. NYOGA
Proses terakhir dalam pembuatan batik adalah nyoga. Yaitu pencelupan tahap kedua…setelah proses ini dirasa cukup, dilanjutkan dengan pengeringan…
Image

Setelah bersih dari malam / lilin, biarkan kering dan kembali ke proses sebelumnya meliputi menggunakan /malam lilin untuk menahan pertama dan kedua warna buka tutup dan proses dapat dilakukan berulang kali sesuai dengan jumlah warna dan kompleksitas desain.
Agar warna tidak mudah luntur dilakukan proses penguat warna. Caranya adalah dengan merendam kain ke dalam larutan soda abu dan sodium sulfat yang dicampur dengan air. Proses terakhir adalah membersihkan bahan menggunakan air bersih, dan jemur selanjutnya diseterika sebelum memakai.


sumber : Buku BKS Seni Budaya SMP Kab. Temanggung Kls VIII
              lianrohima.wordpress.com/2012/07/12/the-forbidden-designs-in-batik-yogyakarta/
selengkapnya buku Seni budaya kelas VIII download disini

No comments:

Post a Comment