Menu2

Tuesday, January 27, 2015

Musik Nusantara ( SMP Kelas VIII )



1.    Alat Musik Daerah Berdasarkan Sumber Bunyi
Pembagian alat musik daerah berdasarkan sumber bunyinya dapat dibedakan menjadi empat jenis yaitua:
a.    Membranofon
Membranofon adalah kelompok alat musik yang sumber bunyinya berasal dari membran atau selaput kulit. Contoh: tifa (Maluku dan Irian), kendang (jawa Tengah dan Bali), marwas (Aceh), ketipung dan rebana (Jawa Tengah dan Betawi).

b.    Idiofon
Idiofon adalah kelompok alat musik yang sumber bunyinya berasal dari badan alat itu sendiri. Alat musik ini biasanya dimainkan dengan cara dipukul dan mempunyai alat bantu tersendiri. Misal: gong, saron gender (Jawa Tengah, Sunda, dan Bali), angklung, arumba, dan calung (Jawa Barat); kolintang (Sulawesi Utara); gambang (Jawa Tengah); talempong (Sumatra); dan doli-doli (Nias).                                                                                            
c.    Aerofon
Aerofon adalah kelompok alat musik yang sumber bunyinya berasal dari getaran udara. Alat musik ini dimainkan dengan cara ditiup atau dipom pa. Misal: terom pet (Jawa Barat), gogolio (Betawi) kledi (Kalimantan), gong angin ( Jawa Barat), dan nafitri (Maluku).


d.    Kordofon
Kordofon adalah kelompok alat musik yang sumber bunyinya berupa dawai, senar, atau tali yang bergetar. Alat musik ini mempunyai resonansi, cara memainkannya dengan dipetik, digesek, dan ada yang ditekan. Misal: rebab (Jawa Tengah), tarawangsa dan kecapi (Jawa Barat), siter (Jawa Tengah), sasando (Timor), talindo (Sulawesi Selatan), keso-keso ( Toraja) dan sampek (Kalimantan)


Jenis alat musik daerah ditinjau dari cara memainkannya dapat dikelompokkan menjadi empat jenis, yaitu:
a.    Alat musik pukul
Jenis alat musik ini ada yang dimaikan dengan cara ditepuk dengan tangan, atau alat pukul, dan digoyang. Misal: kendang, rebana, gedumba, dan tifa (ditepuk); gender, boning, kolintang, saron, gong, arumba, dan gambang (dipukul); angklung (digoyang)
b.    Alat musik petik
Alat musik dawai/ senar yang cara memainkannya dengan dipetik menggunakan jari tangan atau alat yang disebut plectrum. Misal: gambus, kecapi, siter, sasando, talindo, dan sampek.
c.    Alat musik gesek
Alat musik dawai/tali/ senar yang dimainkan dengan cara digesek menggunakan alat bantu gesek. Misal: rebab, tarawangsa, rendo.
d.    Alat musik tiup
Alat musik yang cara memainkannya dengan ditiup. Misal: terompet, gong angin, sangka, serunai, suling, kledi dan gogolio.


Alat Musik Ditinjau dari Fungsinya
Jenis alat musik bila ditinjau dari fungsinya dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian yaitu :
a.    Alat musik melodis
Alat musik melodis digunakan untuk memainkan nada - nada  atau melodi dalam sebuah lagu secara utuh.
Contoh : gender, gambang, siter rebab, suling, kecapi, pianika, rekorder, gitar, dan biola
b.    Alat musik harmonis
Alat musik yang digunkan sebagai pembawa akor untuk mengharmoniskan permainan musik. Biasanya alat musik harmonis juga disebut sebagai alat m usik pengiring, Misalnya: kolintang pengiring, angklun pengiring, gitar (rithm), piano, organ, terompet dan bass.
c.    Alat musik ritmis
Alat musik ritmis adalah alat musik tak bernada (perkusi). Alat musik ini dimainkan sebagai pengiring atau pelengkap agar musik terasa lebih lengkap dan indah. Jadi fungsinya hanya m enstabilkan bunyi instrumen yang bernada rtimis hanya untuk memberi hiasan pada musik sesuai dengan biram a/irama. Contoh: rebana, tifa, tamborin, kendang, gong, dog-dog, drum, simbal, dan triangle


Latihan Soal

1.   Alat musik yang sumbernya berasal dari badan alat musik sendiri dinamakan …
a.  membra nofon           c.  aerofon
b.  idiofon                     d.  kordofon
2.   A l at  m usi k  dawai / t al i / senar  y ang  c ar a memainkannya dengan dipetik menggunakan jari tangan atau alat Bantu disebut …
a.  plectrum                   c.  rithem
b.  melodi                     d.  harmoni
3.   Vi brat on,  elec tron, organ, dan keyboard termasuk alat musik
a.  idiofon                     c.  aerofon
b.  kordofon                    d.  elektrofon

4.   Alat musik yang dimainkan dengan cara ditiup atau menghembuskan udara termasuk …
a.  alat musik pukul        c.  alat musik tiup
b.  alat musik petik        d.  alat musik gesek
5.   Alat musik yang dimainkan sebagai pengiring atau pelengkap agar musik terasa lebih lengkap dan indah termasuk …
a.  alat musik ritmis
b.  alat musik melodis
c.  alat musik harmonis
d.  alat musik campuran



MUSIK TRADISIONAL NUSANTARA
A.PENGERTIAN

Musik tradisional Nusantara adalah musik yang berkembang di seluruh wilayah kepulauan dan merupakan kebiasaan turun-temurun yang masih di- jalankan dalam masyarakat. Musik ini tersebar hampir di seluruh pelosok negeri dan setiap daerah mempunyai ciri khas yang berbeda. Musik Nusantara lahir, tumbuh, dan berkembang di seluruh wilayah Nusantara. Musik Nusantara juga mengalami pasang surut seirama dengan budaya setempat. Pasang surut musik ini dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut.
1. Musik tradisional Nusantara tumbuh dan berkembang di daerah setempat sehingga bahasa yang digunakan juga berasal dari daerah tersebut. Oleh karena itu, orang luar daerah kesulitan untuk memahami isi syairnya.
2. Daerah lain merasa tidak memiliki musik Nusantara, melainkan musik tersebut hanya dimiliki masyarakat daerah setempat.
3. Musik Nusantara berkembang atau tumbuh seirama dengan konteks sosial budaya setempat.

Penyebab musik Nusantara di Indonesia tidak merata karena masyarakat setempat kurang mendukung atau merespons musik yang ada. Akibatnya, musik daerah kurang populer di berbagai wilayah kepulauan.


B. JENIS MUSIK TRADISIONAL NUSANTARA DAN KEUNIKANNYA
Musik tradisional Nusantara selain merupakan kekayaan bangsa, juga menun- jukkan identitas suatu daerah. Di bawah ini akan dijelaskan tentang ragam musik Nusantara yang berada di Indonesia agar kalian lebih memahaminya.

1. Musik Daerah Aceh

Nanggroe Aceh Darussalam disebut juga ”Serambi Mekah” sehingga tidak mengherankan jika musik daerah Aceh mendapat pengaruh banyak dari Islam, baik syair lagu yang dilantunkan maupun jenis alat musik yang digunakan. Hal ini dilatarbelakangi oleh sejarah agama Islam yang ma-
suk ke Nanggroe Aceh Darussalam. Jenis alat musik
yang digunakan sebagian berbentuk rebana (terbang) dengan berbagai ukuran, di antaranya canangtring, rebana, gambus, marwas, harubab, gendang (ge- dumba) serta seruling (bangsi atau serunai). Fungsi alat musik seruling sebagai melodi lagu, sedangkan alat musik yang lain sebagai ritmis lagu. Lagu dari Aceh contohnya, Piso Surit dan Bungong Jeumpa. Bahasa yang digunakan, yaitu bahasa Aceh, Alas, dan Gayo.

2. Musik Daerah Sumatra Utara
    Musik daerah Sumatera Utara banyak dipengaruhi oleh musik gereja. Musik daerah ini ada dua macam, yaitu tata ganing dan gondang.

a.    Tata Ganing atau Gondang
Alat musik ini menggunakan tangga nada diatonis. Alat musik yang digunakan adalah sebagai berikut.
1)   Gerantung, yaitu alat musik pukul semacam gambang;
2)   Tanggelong atau nungneng, yaitu alat musik yang sumber bunyinya dari tali atau dawai, tetapi cara memainkanya dengan cara dipukulkan pada suatu benda.
3)   Suling dengan berbagai macam nama, seperti salodap, salonat, sordam, dan tarafait.
4)   Gong.
5)   Arbab, hasapi, hapetan, dan kulcapi.
Lagu-lagu yang terkenal, di antaranya Anju Au, Butet, Dago Inang Sage, Liso, Madedek Magambiri, Mariam Tomong, Rambadia, Sengko-Sengko, Sinanggar Tulo, Sing Sing So, dan Setara Tilo.

b.    Gondang
Gondang adalah musik berbentuk ensambel gendang (drum ensamble) yang merupakan ciri umum musik di daerah ini. Ensambel yang dimaksud adalah ensambel musik orang Mandailing, subetnis
Batak yang mempunyai daerah paling luas di sebelah selatan provinsi Sumatera Utara. Daerah ini bersebelahan dengan wilayah budaya Minangkabau di Sumatera Barat.
Alat musik yang dipakai dalam ensambel gor- dang sambilan terdiri atas
1)   sembilan buah gendang besar (gondang) yang memiliki perbedaan ukuran antara satu dengan yang lainnya;
2)   sekelompok gong berukuran kecil sampai dengan ukuran besar;
3)   sepasang simbal.

3.    Musik Daerah Nias
    Musik daerah Nias terdiri atas empat atau tiga nada dalam satu oktaf. Jenis musik ini sekarang sukar ditemukan di daerah ini.
Jenis alat musiknya, antara lain adalah sebagai berikut.
a.    Gong dengan berbagai ukuran. Gong ukuran besar disebut gong, sedangkan gong ukuran kecil disebut faritia atau saraina.
b.        Lagiya adalah semacam rebab.
c.        Koko adalah semacam celempung atau kecapi.
d.        Gendang yang panjangnya tiga meter dengan nama tamburu, gendera, cucu, fodrahi, dan tabunara.
e.        Garfutala adalah bambu yang disebut drudirana.
f.        Suling yang disebut dengan istilah sigu mbawa atau surune mbawa.

4. MUSIK DAERAH SUMATRA UTARA ( Minangkabau )
Musik daerah Minangkabau dikenal dengan istilah talempong. Alat musik talempong sudah lama dikenal. Bahkan, alat ini menujukkan identitas daerah setempat. Memainkan alat musik talempong dapat dilakukan dua cara.
Cara pertama, yaitu talempong diletakkan di atas standar yang tersusun rapi serta berukuran rendah sehingga dapat dimainkan sambil bersimpuh di atas tikar. Talempong jenis ini disebut talempong duduk. Zaman dahulu, talempong duduk selalu berada di setiap rumah gadang (rumah adat) yang dimainkan oleh anak gadis sebagai pengisi waktu senggang. Akan tetapi, sekarang talempong duduk sudah jarang ditemukan. Talempong duduk hanya terdapat di daerah pinggiran, seperti desa sekitar Talang Maun, Kabupaten Lima Puluh Kota.
Cara kedua disebut dengan istilah talempong pacik yang dimainkan dengan dijinjing ibu jari. Talem- pong ini bisa dimainkan sambil duduk, berdiri, atau sambil berjalan. Pada umumnya yang memainkan alat musik ini adalah kaum pria baik tua maupun muda.
Jenis alat musik yang digunakannya adalah sebagai berikut.
a.        Alat musik tiup, terdiri atas saluang, bansi, serunai, puput batang padi, puput tanduk, dan suling.
b.        Alat musik perkusi (dipukul), terdiri atas gendang dol (gendang besar), ketipung, rebana, gendang sedang, talempong, dan gong atau canaung.
c.    Alat musik Barat sebagai musik pendukung, di antaranya gitar, trompet, dan biola.


Di  daerah Minangkabau, musik talempong tetap bertahan secara murni sebagai warisan nenek moyang. Tema lagunya diangkat dari peri kehidupan masyarakat. Musik talempong sebagai seni tradisi memiliki dua macam tangga nada yang dinotasikan, yaitu 5- 6 -1-2-3 dan 1-2-3-4-5


5.  Musik Daerah Jakarta
Musik Nusantara daerah Jakarta (Betawi), yaitu gambang kromong, gamelan ajeng, marawis, keroncong tugu, dan tanjidor.

a.    Gambang Kromong
    Gambang kromong adalah musik khas Betawi (orang asli Jakarta) yang memadukan alat musik gamelan dengan alat musik Barat, yaitu Cina. Musik gambang kromong hampir tidak pernah absen dalam berbagai kesempatan pertunjukan, terutama pada acara-acara budaya yang bernuansa Betawi dan festival-festival. Jenis musik ini merupakan pembaruan yang harmonis antara pribumi dan Cina. Hal ini tampak sekali pada alat-alat musik yang digunakannya. Alat-alat musiknya, antara lain sebagai berikut.
1)    Gambang, alat musik yang mempunyai sumber suara sebanyak 18 buah bilah. Alat musik ini terbuat dari kayu, berasal dari Jawa dan Sunda.
2)       Teh Yan, semacam rebab berukuran kecil berasal dari Cina.
3)       Kong An Yan, semacam rebab berukuran sedang berasal dari Cina.
4)    Kemong, semacam gong kecil yang berasal dari Jawa dan Sunda.
5)    Kromong, alat musik dari gamelan Jawa dan Sunda yang terdiri atas 10 buah sumber suara berbentuk seperti mangkuk.
6)    Kecrek, beberapa bilah perunggu yang diberi landasan kayu untuk dipukul sehingga berbunyi crek-crek. Fungsinya untuk memberi tanda akan dimulai atau diakhiri oleh seorang pemimpin musik.
7)    Shu Kong, semacam rebab berukuran besar dari Cina.                                                            
8)    Gendang, semacam tambur dengan dua permukaan, juga merupakan perangkat gamelan Jawa, Sunda, dan Bali yang fungsinya untuk memain- kan irama.


b.    Tanjidor

Hasil gambar untuk tanjidor
    Tanjidor adalah sejenis orkes rakyat Betawi yang menggunakan alat-alat musik Barat, terutama alat musik tiup. Orkes ini muncul pada abad ke-18. Valckenier seorang gubernur jenderal Belanda pada saat itu mempunyai rombongan yang terdiri 15 orang pemain alat musik tiup, pemain gamelan, pesuling Cina, dan pemain tambur dari Turki. Saat itu, orkes pimpinannya disebut Slaven. Slaven adalah orkes yang menjadi cikal bakal musik tanjidor. Pada umumnya, alat-alat musik pada tanjidor, antara lain alat musik tiup (cornet a piston), trombon, tenor, klarinet, bas, dan dilengkapi dengan alat musik membran yang biasa disebut tambur atau genderang. Musik ini biasanya untuk mengiringi pawai atau arak- arakan pengantin. Lagu-lagu yang biasa dimainkan seperti Jali-Jali, Surilang, Cente Manis, dan Merpati Putih.

c.    Gamelan Ajeng
Gamelan ajeng diperkirakan berasal dari Pasundan, kemudian musik tersebut berkembang di wilayah budaya Betawi. Akibatnya, gamelan ajeng ini berbeda dengan gamelan ajeng Sunda. Perbedaannya terletak pada re- portoar.
Gamelan ajeng selain mendapat pengaruh Sunda, juga mendapat penga- ruh Bali. Pada awalnya, gamelan ini bersifat sebagai musik upacara. Namun, dalam perkembangannya, gamelan ajeng biasa digunakan untuk mengiringi tarian yang disebut tari Balenggo Ajeng atau tari Topeng Gong sebagai pengiring wayang kulit atau wayang orang Betawi serta acara keluarga. Alat musik gamelan ajeng terdiri atas sebuah kromong, sepuluh pencon, gendang (terdiri atas dua buah gendang besar dan dua buah gendang kecil), sebuah kecrek, dan kadang-kadang juga yang menggunakan dua buah gong yang masing-masing disebut gong aki dan gong perempuan.
Dahulu, gamelan ajeng dianggap sakral. Oleh karena itu, gamelan ajeng hanya dimainkan pada saat acara pernikahan. Gamelan ajeng dilambangkan dengan dua gong besar yang disebut gong lanang dan gong wadon. Gamelan ajeng memiliki kekhususan, hanya ditabuh di beberapa tempat tertentu, yaitu pajengan, sebuah panggung setinggi dua meter. Jenis gamelan ini masih ada di beberapa tempat, seperti Ciputat, Depok, dan Bogor. Di daerah itu, gemelan ajeng sering dinamakan gamelan gong atau gong saja.


d.    Musik Marawis
Musik marawis adalah satu jenis ”band tepok” dengan perkusi sebagai alat musik utamanya. Nama marawis diambil dari nama alat musik yang digunakan kesenian ini. Alat musik tersebut ada tiga jenis.
1)    Perkusi rebana atau gendang ukuran kecil yang garis tengahnya 10 cm, tinggi 17 cm, dan kedua gendangnya tertutup. Inilah yang disebut marawis (paling sedikit digunakan empat buah).
2)       Perkusi besar, tinggi 50 cm, garis tengah 10 cm yang disebut ”hadir”dengan kedua gendangnya tertutup.
3)       Papan tepok.


Kadang kala perkusi dilengkapi dengan tamborin atau kecrek. Lagu-lagu yang dibawakan biasanya ber- irama gambus atau padang pasir. Lagu yang dinyanyi- kan diiringi oleh jenis pukulan tertentu. Ada tiga jenis pukulan, yaitu zapin, sarah, dan zaefah. Pukulan zapin mengiringi lagu-lagu gembira pada saat pentas di panggung, seperti labu berbalas pantun. Pukulan sarah dipakai untuk mengarak pengantin. Adapun pukulan zahefah untuk mengiringi lagu-lagu di majlas.
Musik marawis itu cukup unik, pemainnya ber- sifat turun-temurun. Pemain musik tersebut terdiri atas sepuluh orang yang sebagian besar masih dalam kaitan darah, misalnya kakek, cucu, dan keponakan. Musik marawis sering juga ditampilkan pada acara hajatan seperti sunatan dan pesta perkawinan.

6. Musik daerah Jawa Barat

Di Jawa Barat terdapat beberapa musik Nusantara yang tumbuh dan mem- punyai ciri khas tersendiri. Keanekaragaman itu dapat dilihat dari instrumen atau alat musik yang digunakan. Musik Nusantara yang tumbuh di Jawa Barat di antaranya gamelan degung, calung, angklung, tarling, arumba, gendhing cian- juran, kliningan atau klenengan, dan celempungan.

a.    Calung
Calung adalah seperangkat alat musik daerah Jawa Barat yang terbuat dari bambu. Teknik permainannya dengan cara dipukul. Alat musik calung makin lama makin berkembang seirama dengan perkembangan tradisinya. Calung berkembang menjadi berbagai macam, misalnya calung gambang, calung gamelan, dan calung jingjing. Calung gamelan adalah jenis calung yang ditata menggunakan semacam jagrak yang mirip gamelan di Jawa Tengah. Calung gamelan, terdiri atas calung melodi, ritme, dan bas gembong atau gong. Teknik memainkannya sambil duduk. Calung jingjing adalah bentuk calung yang dijingjing atau dapat dibawa ke mana-mana. Pemain calung jingjing sambil bermain mereka juga menyanyi dan menari seirama

alunan musik yang dilantunkan.
Tangga nada yang dipakai adalah tangga nada pentatonis yang berlaras slendro dan berkembang ke laras pelog. Awal mula musik calung adalah berasal dari seorang anak yang mengusir burung di sawah. Anak tersebut menggunakan belahan bambu yang disebut kekeprak untuk mengusir burung. Akhirnya, potongan kekeprak ini yang menjadi awal alat musik calung.

b.    Angklung
Alat musik angklung terbuat dari potongan bambu. Cara memainkannya adalah digoyang. Saat itu, angklung hampir punah karena hanya dimainkan oleh orang yang minta sedekah sambil berkeliling. Angklung pada zaman dahulu hanya dimainkan di kalangan rakyat pada upacara adat. Akhirnya, oleh Daeng Sutisna, musik angklung dikenalkan kepada masyarakat luas dan diangkat menjadi musik masyarakat. Berkat kerja keras Daeng Sutisna, musik angklung dapat terkenal di seluruh pelosok negeri, bahkan sampai ke mancanegara. Kini musik angklung tidaklah dianggap sebagai musik pengemis lagi. Semula musik angklung bertangga nada pentatonis, tetapi oleh Daeng Sutisna dibuat menjadi tangga nada diatonis agar mudah dimainkan dan dinikmati oleh umum. Bahkan, sekarang kita
dapat menyanyikan lagu apa saja dengan diiringi alat musik angklung.

c.    Arumba
Arumba adalah singkatan dari alunan rum- pun bambu. Jadi, seluruh jenis alat musik ini terdiri atas potongan bambu. Permainan arumba adalah permainan angklung yang dilengkapi de- ngan susunan bambu mirip gambang atau saron yang dibunyikan dengan cara dipukul. Musik arumba tidak hanya mengiringi lagu-lagu daerah setempat, namun lagu-lagu umum pun dapat di- mainkan. Tokoh musik arumba, antara lain Yos Rosadi, Rahmat, Bill Saragih, dan Sukardi.


d.    Gending Cianjuran
Gending Cianjuran adalah jenis musik yang menonjolkan vokal khas Cianjuran (salah satu kabupaten di Jawa Barat). Musik ini digunakan untuk sarana hiburan para bangsawan Sunda. Alat musik gending cianjuran terdiri atas kecapi, suling, dan rebab (kadang-kadang).
e.    Kliningan atau Klenengan
Kliningan adalah suatu permainan musik gamelan yang menggunakan vokal atau nyanyi- an. Alat musik kliningan menyerupai gamelan Jawa Tengah. Kliningan selain untuk mengiringi vokal juga digunakan untuk mengiringi tari, baik tari klasik maupun tari modern.

f.    Gamelan Degung
Degung adalah seperangkat alat musik atau gamelan yang mempunyai ciri tertentu dalam warna musiknya. Instrumen yang digunakan pada musik degung, antara lain bonang, rincik, saron, jenglong, peking, gone, satu perangkat
 gendang, suling, kecapi, dan rebab. Tangga nada yang digunakan adalah tangga nada pentatonis dengan laras pelog dan slendro.

Contoh lagu-lagu dari Jawa Barat, antara lain Bubuy Bulan, Cing Cang
Keling,  Manuk Dadali, Panon Hideung, Pileu Leu Yan, dan Tokecang.

7. Musik daerah Jawa Tengah


Musik daerah Jawa Tengah berupa gamelan. Alat musik gamelan, terdiri atas bonang barung, bonang penerus, demung, saron, slenthem, saron penerus, kenong, kethuk kempyang, kempul, gong (kadang ada siter, suling, rebab, gender barung, gender penerus, gambang barung, dan gambang penerus), dan kendang. Jenis alat musik gamelan memiliki fungsi yang berbeda-beda, contohnya ken- dang. Menurut fungsinya, kendang dibedakan menjadi kendang kosek, kendang ciblon, kendang ketipung, dan kendang gede.
Dalam musik gamelan digunakan tangga nada pentatonis dalam laras pelog dan slendro.
a.    Laras pelog adalah tangga nada pentatonis yang menggunakan nada 1 2
3 4 5 6 7 (dibaca ji ro lu pat mo nem pi). Pemakaian jenis tangga nada ini biasanya memberi kesan tenang dan halus.
b.    Laras slendro adalah tangga nada pentatonis yang menggunakan nada 1 2
3 5 6 1 (dibaca ji ro lu mo nem ji). Ciri khas tangga nada ini adalah jarak antara nada-nadanya yang selalu lebih besar daripada nada-nada resmi. Jenis tangga nada ini memberi kesan gembira, ringan, dan lincah.

Keberadaan gamelan pada awalnya digunakan untuk mengiringi pergelaran wayang kulit dan wayang panji. Namun, kini gamelan dipergunakan untuk mengiring bermacam-macam acara, seperti wayang orang, kethoprak, tari-tari- an, klenengan, upacara sekaten, pernikahan, upacara keagamaan, dan upacara kenegaraan. Gamelan sebagian besar berupa alat musik perkusi (alat pukul) dari bahan perunggu atau besi. Para pemainnya disebut niyaga, sedangkan penyanyinya disebut sinden atau waranggana. Lagu-lagu yang dimainkan secara umum disebut gending.
Gamelan terdiri atas
a.    alat musik idiophone (bonang, gender, demung, saron, slenthem, kethuk, kenong, kempul, gong, dan gambang);
b.    alat musik membranophone (kendang);
c.    alat musik chordophone (siter dan rebab);
d.    alat musik aerophone (suling).

Lagu Jawa Tengah, contohnya Gajah-Gajah, Suwe Ora Jamu, Jaranan, Lir- Ilir, Pitik Tukung, Gundul Pacul, Menthok-Menthok, dan Ande-Ande Lumut.

8. Musik Nusantara daerah Jawa Timur
Musik Nusantara daerah Jawa Timur hampir sama dengan musik daerah Jawa Tengah, yaitu gamelan. Namun, ada pengecualian di suatu daerah, misalnya di daerah Ponorogo musik daerah berkembang untuk mengiringi reog. Alat musik utamanya adalah suling, kempul, kendang, dan gong kecil. Irama suling sangat mendominasi pertunjukan reog tersebut. Di daerah Madura musik gamelan disebut dengan istilah gamelan sandur. Contoh lagu-lagu dari daerah Jawa Timur dan Madura, antara lain Jula-Juli, Tanduk Majeng, dan Karaban Sape.

9. Musik daerah Kalimantan
Musik daerah Kalimantan banyak sekali ragam- nya, di antaranya daerah Banjarmasin dan Suku Dayak. Daerah Banjarmasin terdapat orkes karawitan khas Banjar. Instrumen musiknya terdiri atas rebab, gender, gambang, dan suling (diagonal).

Karawitan Banjar
Suku Dayak mempunyai musik yang khas dengan instrumennya sebagai berikut.
a.    Suling yang disebut kledi, keruri atau kedire.
b.    Kasapi atau sampek, yaitu semacam lute yang dipetik dengan tubuh dari kayu yang diberi pahatan yang indah.
c.    Gong yang disebut tawak.
d.    Gendang (besar dan kecil).

10. Musik daerah Sulawesi Selatan

Musik daerah Sulawesi Selatan terdapat dua jenis, yaitu musik Makassar (Ujung Pandang) dan musik Bugis. Kedua musik ini lebih memperlihatkan persamaan daripada perbedaannya.
Musik Makassar disebut gendang bulo, yaitu diambil dari nama gendang tanpa kulit (membran) yang cara memainkannya dengan cara dipukul-pukulkan pada suatu benda, sedangkan musik Bugis disebut idiokordo.
Instrumen lain yang melengkapi kedua jenis musik di atas adalah sebagai berikut.
a.    Alat musik tiup yang terdiri atas puwi-puwi (hobo), basing bugis (suling kembang), dan basing-basing (klarinet).
b.    Gendang dengan nama genderang dan terbang atau rebana.
c.    Keso, yaitu sejenis rebab dengan dua dawai yang digesek (Makassar).
d.    Kecapi (Makassar) atau kacaping (Bugis).
e.    Popandi atau talindo, yaitu musik dengan satu dawai dengan dipetik.


Keso-keso Puwi
Saat ini, penggunaan keso-keso yang bersuara sengau diganti dengan biola yang dibuat sendiri oleh penduduk, terutama di daerah Sidenreng.Lagu daerah dari Sulawesi Selatan contohnya Ma Rencong, Ati Raja, Pakarena,dan Anging Mamiri.

12. Musik Daerah Minahasa

Musik khas daerah ini adalah kolintang. Musik kolintang, yaitu semacam gambang yang terbuat dari belahan kayu. Alat musik kolintang terdiri atas melodi, ritme, contra bas, dan bas. Musik kolintang menggunakan tangga nada diatonis sehingga lagu-la- gunya dapat dibawakan dengan jenis irama yang dike- hendaki. Alat musik lain yang menyertai, biasanya adalah suling, gambus, dan marwas atau rebana.


11. Musik daerah Sulawesi Utara 

Musik daerah Sulawesi Utara  dipengaruhi oleh agama Kristen. Alat-alat musik yang digunakan terdiri atas garpu tala bambu, suling bambu (bansi), gen- dang satu kulit (tegongong), dan salude. Salude, yaitu semacam siter dengan dua dawai dan arababu (semacam rebab).

Contoh lagu daerah dari Sulawesi Utara adalah Sipatokaan, O Inani Keke, Esa Mokan, dan Tahanusangkara.

12. Musik daerah Nusa Tenggara Barat

Musik daerah Nusa Tenggara Barat ini dibagi dua daerah, yaitu daerah Bima dan Suniba.
a.    Musik Daerah Bima
Musik daerah ini terpengaruh oleh musik daerah Jawa. Instrumennya, antara lain garputala bambu, silu (hobo) muri (klarinet dari daun), geng- gong (jewharp), sarone (suling bambu memakai ban), dan idiokardo empat dawai.
Tangga nada yang digunakan adalah tangga nada pentatonis. Bahasa yang digunakan, yaitu bahasa Sumbawa, Sasak, dan Bima. Contoh lagu daerah Nusa Tenggara Barat adalah Orlen-Orlen.

b.    Musik Daerah Sumba
Musik di daerah ini yang khas adalah nyanyian-nyanyian wanita. Alat- alat musiknya tidak ada yang khas, hanya namanya saja yang berubah. Alat musik tersebut, antara lain jungga (musik tiup), lamba (gendang satu kulit), katala (gong), dan suling hidung.
Contoh lagu-lagu Nusa Tenggara Timur adalah Anak Kambing Saya, Potong Bebek, Desaku, Jangen, Macepet-Cepatan, Nuusak Asik, dan Meyong- Meyong. Bahasa yang digunakan adalah bahasa Sumba, Flores, Timor, dan Belu.

14. Musik daerah Maluku

Di Maluku, alat musik yang asli banyak yang hilang. Instrumen musik di seluruh Maluku hampir sama, antara lain sebagai berikut.
a.    Gong (didatangkan dari Jawa).
b.    Arababu (rebab) dengan resonator dari tempurung.
c.    Idiokordo yang disebut tatabuhan.
d.    Korno (alat musik tiup) yang terbuat dari siput dan disebut fuk-fuk.
e.    Bermacam-macam gendang disebut tifa.

Untuk daerah Islam, seperti Halmahera, Bacan, Ternate, dan Tidore dengan sendirinya memiliki alat-alat musik Islam, seperti gambus, rebana, bangsil (suling), dan sulepe. Sulepe merupakan alat musik yang sumber bunyinya dari tali, tetapi resonatornya terbuat dari tempurung.
Di daerah Ambon memiliki kasilepan, yakni semacam gambang dari kayu yang terdiri atas 10 – 16 bilahan yang disebut tetabuhan kayu dan memiliki bonang yang disebut gong sembilan atau gong dua belas. Musik paling khas adalah orkes suling bambu dengan ambitus (luas suara) dari suara bas sampai sopran.

15. Musik Daerah Papua

Musik daerah Papua merupakan musik yang mendapat pengaruh dari Maluku. Instrumennya tidak begitu banyak, hanya satu yang menarik, yaitu genderang yang dihiasi pahatan dengan pewarnaan artistik dan kulitnya dari kulit biawak. Alat-alat musik, seperti rebana, rebab, tifa, dan gong merupakan alat musik dari daerah Maluku.
Alat musik lain yang ada di Papua merupakan alat musik yang digunakan untuk keperluan praktis, misalnya sekakas. Sekakas digunakan untuk menarik ikan-ikan hiu dalam suatu perburuan di laut.
Contoh lagu-lagu yang berasal dari Papua adalah Apuse dan Yamko Rambe Yamko.

FUNGSI MUSIK NUSANTARA

Beberapa musik Nusantara di atas mempunyai fungsi yang beraneka ragam dalam kehidupan masyarakat. Fungsi musik Nusantara tersebut, antara lain sebagai berikut.
1.    Musik untuk mengiringi tarian. Misalnya, musik gamelan Jawa, Sunda, dan Bali.
2.    Musik untuk mengiringi wayang kulit, kethoprak, wayang orang, ludruk, dan reog. Misalnya, gamelan Jawa dan Bali.
3.    Musik untuk mengiringi drama yang diatur oleh dalang. Misalnya, tarling.
4.    Musik untuk memeriahkan pesta menuai padi di sawah, mengarak pawai padi, dan untuk mengiringi upacara adat di daerah Sunda. Misalnya, musik angklung.
5.    Musik untuk ritual menghibur Dewi Sri (dewi padi). Misalnya, musik calung.
6.    Musik untuk sarana upacara peringatan Maulid Nabi Muhammad saw., pernikahan, khitanan, dan kenduri. Misalnya, musik rebana.
7.    Musik untuk mengarak pengantin dan mencari nafkah. Misalnya, tanjidor.

Masih banyak lagi fungsi musik Nusantara, yang belakangan ini untuk pertunjukan atau hiburan.